Lebih dari
beribu ucapan yang kudengar.
Entah itu
nyata atau hanya bualan.
Pikiranku
seakan tulus berkata “Hey, tak perlu ragu dengannya!”
Terus
terngiang-ngiang berada di batang otak
Teringat
waktu masa kecil, anak-anak selalu memainkan boneka barbienya. Oh ya Tuhan
apakah aku bagaikan boneka itu? kau temukan aku lalu kau mainkan setelah kau
puas, kau taruh begitu saja atau bahkan kau buang?
Lebih baik
kau menjadikanku sebuah lilin yang kau pakai sekali ketika kau ingin dan
kemudian aku akan hilang dengan sendirinya ketika kau sudah selesai denganku.
Takkan
pernah mudah memang.
Sulit
menjadi mudah, panas menjadi dingin, cerah menjadi mendung, hingga aku menjadi
bonekamu.
Aku memang
tidak bisa menghindari ini. Menghindari takdir yang aku jalani.
Tapi aku
juga tidak bisa menghindari perasaan ini kalau aku seperti hewan peliharaannya.
Bergerak jika sang majikan menyuruh.
Langit
memang tak selalu mendung, adakalanya berubah cerah. Tapi entah mengapa setiap
kali mendung ini berganti cerah, si mendung ini selalu datang kembali.
Entah siapa
dan apa yang membawanya. Segelap inikah? Semendung inikah langit yang
mengiringi?
Atau ini
hanya tipuan belaka (lagi)?
Ah, aku
benci tipuan, aku benci kebohongan.
Akupun
bersumpah, jika sang mendung kembali dengan kebohongan maka aku akan pergi ke
dunia yang membuatku nyaman.
_Aditya
Ari Pradana