Thursday 30 January 2014

Aku Jalang!


Tahu apa aku dengan nama baik? Tahu apa aku dengan kebahagiaan?
Tahu apa aku dengan harga diri?
Tak pantas aku berada dalam duniaMu
Tak pelak lagi aku bukan yang terbaik

Aku pun bagaikan binatang kotor
Bagaikan sampah!
Apa aku ada nama baik?
Tidak! Jalang sepertiku tidak ada nama baik dan harga diri
Orang mencibir takkan aku gubris
Kasihan sekali aku ini

Sekarang ini aku binatang kotor
Sekarang aku tidak lagi ditemani sucinya Tuhan
Harga diri dan nama baik aku buang percuma
Mungkin banyak dari segilintir mulut mencibir
Tapi kenanglah wahai pemilik mulut yang manis
Aku si jalang ini, akan terus berdiri dengan gagah menuju pengharapannya sampai aku tak lagi bisa memandang senyumnya




_Aditya Ari Pradana

Broken


Wednesday 29 January 2014

Cinta, Sadarlah...


Kaidah cinta tidak berlaku bagi diriku ini
Ayat-ayat cinta yang selalu orang cari dan ingin dengarkan pun tak pernah bisa aku temukan
Bukan tertutup untuk cinta
Tapi entah mengapa cinta tak pernah datang ketika dibutuhkan

Aku ini lelaki, pantang untuk menyerah
Tapi aku juga bukan baja
Aku juga seekor ceetah yang terkadang lelah
Seperti ular tangga yang terkadang juga harus naik turun untuk finish
Lelah memang

Aku takkan bilang jikalau aku ini perjuangan
Aku juga takkan bilang aku mati untukmu
Tetapi sadarlah, jika ada semerbak harum dan hujan menggelegar
Pertanda aku abadi dengan perasaan ini

































_Aditya Ari Pradana                                                                      


Monday 27 January 2014

Yang Abadi



Aku takkan peduli jika memang Tuhan tidak menghendaki
Aku takkan mau berpindah jika memang akhirat belum didepan mataku
Aku takkan bisa memandang matahari jika kedua mataku telah buta
Aku takkan cacat bila kau ada walaupun aku buta
Aku takkan pernah bisa

Aku bukan aku
Hatiku bukan yang dimiliki kamu
Aku hanya ingin mencintaimu dengan sederhana
Seperti kata yang tak sempat diucapkan daun kepada pohon ketika dia akan gugur
Mungkin angin yang akan menyampaikannya
Tapi tak bisa sejelas apa yang aku rasa

Disini gelap memang tak terlihat
Hanya saja aku bisa melihat setitik cahaya
Tapi kau tidak
Tapi kau tak pernah bisa temukan titik cahaya itu
Walapun ada di tempat yang sama

Aku tak bisa memaksa kehendak Yang Suci
Aku tak bisa menahan deburan ombak
Gemetar rasanya jika aku memikirkan
Gemetar rasanya jika aku menggenggamnya
Seakan tak mampu  lagi bila dia ada
Apabila aku sentuh rasa sesak di dada, aku bisa merasakan kehadirannya

Itu tetasan air mata, yang selalu mampu menguatkan aku jika kau tidak lagi ada
Itu senyuman, yang selalu bersama diriku ketika kau tak lagi bagaikan matahari
Itu gemetar seluruh tubuh, tandanya aku masih sanggup untuk berjalan
Itu adalah aku
Itu adalah kamu
Memang dari Tuhan yang menciptakan
Pahamilah perasaan ini
Hati ini milikmu yang abadi





_Aditya Ari Pradana