Monday 1 February 2016

Ketakutan Cinta

Ketidakadilan macam apa yang ingin aku pertanyakan?
Terus berfikir seraya tetap mengadahkan tangan
Tuhan, bebaskan aku dari kutukan rasa aneh ini
Sang filsuf cinta bisa saja berkata bahwa cinta adalah keindahan dan nikmat tiada tara
Lalu nikmat macam apa ini?

Cinta diam, cinta tidak berkata, cinta tertawa
Lalu Cinta berkata, aku akan datang dengan perlahan kepadamu
Tak bisa aku terus duduk menunggu
Berlari ku juah berusaha menjemput Cinta
Seperti diberi angin segar dalam langkahku
Suatu malam langkahku terhenti
Entah angin, entah badai, entah ranjau
Jatuh ku seperti sakit ribuan tahun

Cinta, bagaimana bisa kau menghakimi aku yang sekian langkah menjemputmu dengan semua kenaganmu itu?
Sudah mampu aku berdiri tegak lalu sekelebat kau guncangkan aku dengan penghakimanmu
Kau tak mampu, kau takut
Atau kau hanya Cinta yang terbentuk dengan rasa kebodohan, pengecut?
Tak layak aku sematkan itu untukmu Cinta
Tapi rasanya aku lebih tahu apa yang pantas untuk kau sebut sendiri
Tak perlu aku cari jawaban lagi

Entahkarena aku sudah tahu atau aku terlalu jatuh untuk melangkah lagi menjemputmu Cinta

Ingatlah, tempatkan aku untuk menjadi pengingat sadarmu
Bahwa sakitmu, perihmu, kebodohanmu, ketakutanmu hanyalah sekeping berlian mentah yang gagal
Carilah lagi lahanmu untuk dapatkan kembali berlianmu
Cinta, indahmu menanti
Jikalau aku kurang bersinar
Jadikan aku sebagai pemandu dalam gelapmu dengan sinarku
Sehingga kau tahu (lagi)
Betapa indahnya Cinta

#Sekali dua kali kau boleh merasakan kembali sakitmu. Tapi ingat, kesakitan selalu ada dan tercipta sekalipun dari indahnya mawar dengan durinya

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya! Sering-sering mampir ya! (˘ʃƪ˘)